photo by Hanani Fadlilah |
Segelintir keinginan untuk menyambangi dunia bawah laut paling indah di dunia. Ratusan jenis koral, ribuan spesies ikan, dan gugusan terumbu karang, siapa yang dapat menolak surga dunia seperti ini. Pekatnya bau garam, angin laut yang lengket di kulit, takaran cahaya matahari yang pas, dan ruas-ruas cahaya yang menembus alam bawah laut, hanya satu kata yang ingin saya ucapkan untuk semua orang, “kalian harus menjamahnya sebelum tutup usia”.
Rencana memang tak selalu berjalan mulus. Respon dari orang yang saya sebut sahabat terlalu cepat, belum sempat menyelesaikan deskripsi mengenai Wakatobi, ia sudah memotong pembicaraan.
“Aku nggak bisa berenang, cari destinasi lain saja”, sebuah respon yang cukup mengacaukan ekspektasi liburan di sana. Bagi seorang yang hanya mendengar desas-desus tentang Wakatobi, mungkin “menyelam” hanyalah satu-satunya kegiatan yang dapat dilakukan, padahal ada banyak hal yang bisa dilakukan selain menyelam bagi kamu yang tak bisa berenang.
Berikut hal-hal yang bisa kamu lakukan saat berada di Wakatobi jika kamu bukan seorang perenang;
1. Menilik Benteng Pertahanan Terluar Kerajaan Buton
photo from pajokkay2n.blogspot.com
Sejarah bukanlah mata pelajaran yang saya suka, tapi pasti ada
sesuatu yang bisa dinikmati dari penggalan sejarah. Benteng Patua, salah
satu yang bisa dinikmati hingga saat ini.Cobalah berdiri di bangunan benteng paling tinggi, posisi yang cukup strategis untuk memanjakan mata melihat hamparan Laut Banda, deretan Pulau Runduma, Pulau Wangi-Wangi, dan Pulau Keludupa.
Seandainya saya hidup pada masa kejayaan Kerajaan Buton, pasti saya dapat melihat lalu lintas bajak laut seperti dalam film “Pirates of The Carribean”.
2. Mengunjungi Manusia Perahu di Pemukiman Atas Laut
photo by Ismail Salahuddin |
Berkunjung ke desa Suku Bajo akan membuatmu tertegun secara tiba-tiba. Kemampuan survive di atas laut hanya dengan mengandalkan kayu sebagai tempat tinggal dan perahu sebagai transportasi utama patut diacungi jempol.
3. Manjakan Lidah dengan kuliner wakatobi
photo by Aan Suryatwan |
Pola pikir “belum makan kalau belum makan nasi” harus dihapus ketika kamu berkunjung ke Wakatobi. Di sini kamu bisa menikmati Kasuami, makanan pokok pengganti nasi. Bentuknya menarik, seperti tumpeng, tapi dalam bentuk mini dan terbuat dari ubi jalar yang diparut. Rasanya gurih dan padat di mulut, satu Kasuami cukup untuk memenuhi perutmu.
Jangan lupa pula untuk menikmati Ikan Parende. “Ikan Parende Cuma ada di Wakatobi, tambahlah yang banyak” ucap salah seorang ibu dengan lilitan kain di kepalanya. Pada dasarnya Ikan Parende dimasak seperti sup ikan, rasa bawang putih dan kunyit cukup kuat dan mantap.
4. Belajar Menari Bersama Para Gadis Cantik
photo by Kamaruddin azis |
Menikmati tarian tradisional memang keren, tapi kamu akan tampak lebih keren lagi jika turut mempelajarinya. Menjadi bagian dari kesepuluh gadis dalam tarian Lariangi akan membuatmu tertular akan kecantikan mereka.
Dahulu tarian ini digunakan untuk hiburan dalam kerajaan, tapi kini bergeser menjadi pertunjukan seni yang dapat dinikmati berbagai kalangan. Uniknya lagi, kamu tak hanya bisa menari, tapi juga sembari bernyanyi.
5. Lari dari Keramaian ke Bukit Kahayangan
photo by melyafindi |
Sekedar duduk-duduk sendiri menikmati gradasi warna sinar sunset. Suara
deburan ombak, hangatnya matahari, hamparan laut dan pemandangan
pelabuhan adalah suasana yang sempurna untuk menikmati kesendirian.
6. Berkunjung ke Pantai Penghasil Mata Air
photo from travelwakatobi.wordpress.com |
Berjalan telanjang kaki di atas pasir putih dengan gaun pantai dan
kacamata hitam, tak buruk untuk dilakukan di Pantai Molii Sahatu.
Suasana sepi cocok untuk memaksimalkan mengambil foto. Tapi cobalah
perhatikan mata air yang berada di sekitaran pantai. Terdapat mata air
yang keluar dari dalam laut, anehnya air yang keluar tak terasa asin
sedikitpun, melainkan terasa tawar.
7. Panen dan Makan Rumput Laut Olahan Sendiri
photo by Ken Hawkins |
Jika sebagian orang asik untuk menyelami bawah laut, kamu bisa lebih dari sekedar duduk-duduk. Coba tengok pemandangan bawah laut, dengan jelas kamu bisa melihat karang dan rumput laut yang bergoyang-goyang terkena arus.
Kamu bisa membantu para nelayan memanen rumput laut dan turun tangan mengolahnya menjadi makanan lezat dan minuman yang segar.
8. Bertualang di Hutan Terlarang
photo by Woody Hibbard |
Tak bisa bertindak sembarangan, larangan menebang dan mengambil kayu. Sore hari menjelang mata hari terbenam adalah waktu yang pas untuk menjamah hutan adat ini.
9. Memantau Wakatobi dari Mercusuar Ala Belanda
photo by Savitri Kusuma |
10. Menghias Perahu Bersama Para Nelayan
photo from duniayanu.blogspot.com |
Di Wakatobi terdapat tradisi unik, penduduk lokal dan wisatawan dapat berbaur dengan hangat, bercengktama, melepas tawa, dan bergotong royong menghias kapal sebelum diarak mengelilingi pantai sambil menabuh gendang.
“Semoga Tuhan mengampuni dosa-dosa kami selepas mengarak kapal, amiin” ucap salah seorang bapak bertopi dengan kaos putih tipis yang tak sengaja saya dengar.
Cap Wakatobi sebagai dunianya bagi para penyelam dan surganya alam bawah laut memang tak salah, tapi bagi para wisatawan non-penyelam juga bisa menikmati berbagai keindahan alam dan budaya. Tak ada istilah “rugi ke Wakatobi kalau tak menyelam”, justru orang yang merugi adalah orang yang tak memiliki keinginan untuk menjamah surga firdausnya Indonesia.
0 Komentar